.png){kind=logo}
Dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di wilayah desa, telah dilaksanakan kegiatan Rembuk Stunting pada Selasa 24 Juni 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak yang berperan penting dalam pembangunan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, di antaranya Pendamping Lokal Desa (PLD), Pendamping Desa (PD), Bidan Desa, Kader Posyandu,serta Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).
Rembuk Stunting ini bertujuan untuk menyamakan persepsi lintas sektor dalam penanganan dan pencegahan stunting di tingkat desa, serta menyusun rencana aksi yang dapat diintegrasikan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes).
Dalam sambutannya, Kepala Desa NURHETI,S.Pd.MM menyampaikan pentingnya kolaborasi antar lembaga dalam penanganan stunting. “Masalah stunting tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja, perlu sinergi dan dukungan dari semua elemen masyarakat,” ujarnya.
Bidan Desa memaparkan data terkini balita dan ibu hamil yang masuk dalam kategori risiko stunting, serta pentingnya pemantauan gizi dan kesehatan ibu hamil dan balita. Sementara itu, PLKB menekankan pentingnya perencanaan keluarga dan edukasi masyarakat mengenai pola asuh dan gizi seimbang.
PLD dan PD turut memberikan masukan mengenai integrasi program penanganan stunting dalam perencanaan pembangunan desa, termasuk alokasi anggaran dari Dana Desa untuk kegiatan kesehatan dan gizi.
Melalui rembuk ini, disepakati beberapa langkah strategis seperti pendataan keluarga berisiko stunting, peningkatan sosialisasi gizi seimbang, posyandu aktif setiap bulan, serta pelatihan kader desa. Semua pihak yang hadir berkomitmen untuk bekerja sama dan menjalankan peran masing-masing secara maksimal.
Kegiatan ditutup dengan penandatanganan berita acara rembuk stunting sebagai bentuk komitmen bersama dalam mewujudkan desa bebas stunting.
